Rabu, 24 Juli 2019

Imam Bukhari Buta di Usia Bayi


Imam Bukhari kecil diberi nama Muhammad oleh ayahnya, Ismail bin Ibrahim. Yang sering menggunakan nama asli dia ini adalah Imam Tirmidzi dalam komentarnya setelah meriwayatkan hadis dalam Sunan Tirmidzi. Sedangkan kunyah-nya adalah Abu Abdullah.

Karena lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah; dia dikenal sebagai Al-Bukhari. Dengan demikian nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Ia lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Tak lama setelah lahir, dia kehilangan penglihatannya.

Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara', dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya, terlebih-lebih terhadap hal yang haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.

Bukhari berguru kepada Syeikh Ad-Dakhili, ulama ahli hadis yang masyhur di Bukhara.

Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Makkah dan Madinah. Di kedua Kota Suci itu dia mengikuti kajian para guru besar hadits.

Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in, hafal kitab-kitab hadis karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.

Bersama gurunya Syeikh Ishaq, Bukhari menghimpun hadis-hadis shahih dalam satu kitab setelah menyaring dari satu juta hadis yang diriwayatkan 80.000 perawi sumber menjadi 7.275 hadis.

Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail.

Sosok dia kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar